Sabtu, 07 Juni 2014

Pedagogi Teoritis dan Prinsip-prinsip Pedagogis




A. Pedagogi dan Pedagogis
Pedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan memiliki hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Istilah pedagogis bermakna sebagai salah satu proses studi pedagogi yang bersifat mendidik. Danilov (1978) mendefinisikan istilah pedagogis sebagai proses interaksi terus-menerus dan saling berasimilasi antara pengetahuan ilmiah dan pengembangan siswa. Asimilasi pengetahuan oleh siswa berkaitan dengan antusiasme mereka untuk mengetahui diverifikasi dalam proses kerja intensif dan aktif.
Dalam perspektif lain, Alberto Garcia et al (2005) mengkonseptualisasikan konsep pedagogis sebagai tindakan guru dan siswa dalam konteks organisasi sekolah, dimana interaksi itu dilakukan berdasarkan teori pedagogis tertentu, berorientasi pada tujuan institusional, dan dikembangkan dalam interaksi yang dekat dengan keluarga dan masyarakat untuk mencapai pembentukan siswa secara sehat.
Dari defenisi diatas, pendidikan tidak hanya bergantung pada tindakan guru, tetapi juga pada orang-orang dan faktor-faktor lain yang berkontribusi secara holistik. Karena demikian, pendidikan itu sendiri mengintegral dalam segala aspek, berkaitan dengan multifaktor dan multitindakan yang saling terkait secara keseluruhan.
B. Prinsip-prinsip Proses Pedagogis
Menurut Addine (2001), ada beberapa prinsip-prinsip pedagogis yaitu :
1. Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses pedagogis yang menyoroti bahwa setiap proses pedagogis harus terstruktur berdasarkan temuan yang paling maju di bidan sains kontemporer dan dalam korespondensi total dengan ideologi kita.
2. Merujuk pada kesatuan pengajaran pendidikan dan perkembangan proses, karena didasarkan pada kesatuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umumnya.
3. Domain kognitif dan alektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering. Artinya proses pedagogis harus terstruktur berdasarkan kesatuan dan hubungan antara kondisi manusia: kemungkinan mengetahui dunia sekitarnya dan dunianya sendiri.
4. Prinsip terakhir adalah, bahwa masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain
Beberapa Perkembangan
Menurut N. Chacon (2002) dalam rangka pengembangan kemampuan dan keterampilan kepedagogian juga perlu upaya mengembangkan etika profesi guru, dengan mengemas program yang menggamit beberapa dimensi, yaitu :
1. Penguasaan substansi pengajaran dan pembelajaran, meliputi ilmu pengetahuan, budaya, keterampilan, nilai, dan sikap dalam integrasi sekolah dan pendidikan.
2. Penguasaan dimensi pedagogis, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai humanistik dan etika profesi.
3. penguasaan program pendidikan berbasis proses dan hasil dalam keseluruhan perilaku dan pekerjaan kependidikan
4. Penguasaan metode proses pengembangan kegiatan belajar-mengajar berdasarkan perspektif lintas-kurikuler secara aksiologis dengan menggunakan perangkat teknologi.
C. Pembentukan Profesional
Guru harus mampu mencapai kemampuan profesional tingkat tinggi. Kemampuan ini bisa dicapai melalui pendidikan persiapan, praktik kerja lapangan, pendidikan profesi, atau pengembangan profesional berkelanjutan. Menurut Vigotsky, dimensi-dimensi yang tergamit dalam rangka pembentukan guru profesional disajikan berikut ini.
1. Pembentukan guru sebagai pribadi yang utuh. kemampuan ini diperlukan agar guru mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam setiap aspek pengembangan kepribadian dan dimensi sosialnya.
2. Pembentukan karakter sistematik yang diperlukan untuk memberdayakan siswa, dimulai ketika siswa teregistrasi untuk keperluan studinya dan hingga mereka dinyatakan lulus.
3. Pembentukan karakter yang terpribadi (personalized character) dengan dua jalur referensi, yaitu individualisasi (orientasi pada orang-orang tertentu secara individual) dan integrasi (orientasi orang-orang secara keseluruhan) dengan mempertimbangkan berbagai sisi pengembangan, termasuk yang terkait dengan tujuan edukati.
4. Pembentukan karakter preventif, tidak hanya dalam kaitannya dengan pemecahan masalah melainkan juga dalam rangka mengantisipasi kesulitan dan dalam situasi defisit yang dapat menghambat pemenuhan tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar