Kamis, 07 April 2011

Memandang Fenomena Pendidikan Lewat Berbagai Teori

Laura Marsaulina Malau (10-086)

Mentari Manik (10-098)

Khairunisa Pri Utami (10-116)


Ada banyak fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia, ada yang membawa dampak buruk ada pula yang membawa dampak baik. Semua tergantung pada cara kita memandang dan menanggapi setiap fenomena yang terjadi. Berikut ini ada 3 fenomena seputar dunia pendidikan di Indonesia beserta pembahasannya ditinjau dari sudut pandang beberapa teori.


FENOMENA 1 “HOMESCHOOLING”

sumber: hadisupeno.com/pendidikan/57-fenomena-pendidikan-homeschooling.html


Pendidikan Homeschooling saat ini sedang marak-maraknya dilakukan oleh para orang tua kepada anaknya untuk bersekolah tetapi sekolahnya di rumah dengan bantuan guru yang bisa jua gurunya adalah orang tua,guru private,atau para tutor mengajar anak di rumah.Ia tidak terikat pada lembaga pendidikan konvensional seperti sekolah atau lembaga nonformal lainnya.Tetapi kurikulum yang digunakan mengacu pada kurikulum pemerintah.


PEMBAHASAN


1. Teori Psikologi Pendidikan

Berdasarkan teori pendidikan dapat diketahui dalam artikel tersebut bahwa anak-anak dapat memiliki program apa saja yang dia sukai untuk dapat bersekolah salah satunya homeschooling tersebut.Jika dulu homeschooling diperuntukkan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Dengan adanya homeschooling ini,setiap anak dapat mengembangkan potensial yang ada pada dirinya sesuai mata pelajaran yang disukainya secara maksimal,anak homeschooling jua lebih aktif dan serius dalam pembelajaran belajar dirumahnya daripada diluar rumah seperti sekolah. Tapi homeschooling ada jua dampak negatifnya,kurangnya sosialisasi seorang anak terhadap lingkungan luarnya atau kurangnya sosialisasi terhadap teman sebayanya dalam pengalaman hidup.Dan jika anak homeschooling cuma belajar bersama guru atau tutor yang mengajarinya,dan gak adanya persaingan untuk mencapai prestasi atau sebuah peringkat atau juara siapa yang paling pintar diantara yang pintar atau diantara teman-teman sebayanya.itu salah satu dampak negatifnya homeschooling.


2. Teori Pendidikan Keluarga

Dalam pembahasan teori ini terhadap artikel tersebut bahwa anak-anak yang homeschooling walaupun tidak belajar di sekolah namun mereka dapat belajar di rumah bersama keluarganya.dalam hal ini anak hanya bersosialisasi dengan keluarganya tanpa adanya teman sebaya nya.Keluarga bisa dianggap sebagai pengganti temannya sehingga keluarga yang tinggal bersamanya dalam satu rumah dianggap sudah seperti temannya.Misalnya peran orang tua sebagai keluarganya yang sekarang dekat padanya yaitu mengetahui segala perasaannya yang sedang sedih,kacau,maupun senang,pembentuk kepribadian mental, sikap dan perilaku anaknya kepada orangtuanya.Dalam hal ini peran orang tua terhadap anaknya sangat penuh dalam hal apapun yang masih berada di lingkungan keluarganya.Orang tua dapat mengetahui,mengontrol,dan menasehati perilaku2 anak yang baik maupun yang tidak baik daripada jika anak berada di sekolah dan juga dapat mengompakkan antara anak dan orang tua.Jika berada di sekolah tentu saja orangtua hanya sepintas tahu bagaimana perilaku anaknya itupun kalau dikasi tahu oleh gurunya.itu makanya orangtua salah satunya memilih homeschooling utk dapat anaknya dapat belajar dengan baik


3. Teori Bimbingan Sekolah

Dalam pembahasan dari teori bimbingan sekolah dapat diketahui dalam artikel tersebut bahwa anak-anak homeschooling dapat belajar dengan baik dan dapat mengekspresikan dirinya atau mengembangkan bakatnya,membentuk kepribadian dan karakter sifat anak tersebut sesuai pengetahuan yang didapatnya dari tutor atau guru tanpa harus belajar di sekolah.sistem pengajarannya sama seperti sistem pengajaran/kurikulum yang dibuat oleh pemerintah yaitu dengan dibantu oleh guru-guru atau tutor yang datang ke rumah untuk belajar bersama anak tersebut.Memang dalam teori Gadner dikatakan bahwa intelegensi setiap anak berbeda-beda walaupun begitu bukan berarti anak yang belajar di rumah intelegensi lebih rendah dari pada anak2 reguler yang biasa belajar di sekolah.malah dapat kita lihat dari pembahasan artikel diatas,anak2 yang homeschooling lebih bagus nilainya atau lebih tinggi nilainya pada saat ujian nasional daripada anak2 reguler biasa yang belajar di sekolah.itu salah satunya menunjukkan sebenarnya ada jua manfaat keduanya2 anak di sekolahkan di salah satunya tersebut.


FENOMENA 2 “KEBOCORAN UAN”

sumber: http://fenomenapendidikan.blogspot.com/2010/05/kebobrokan-pendidikan-di-indonesia.html


Ujian Akhir Nasional merupakan tolak ukur bagi para pelajar untuk dapat menerima predikat lulus dalam menamatkan pendidikannya. Ujian Akhir Nasional yang memiliki standar nilai kelulusan cukup tinggi menjadi momok menakutkan untuk para pelajar. Kebanyakan pelajar merasa cemas akan tidak lulus, pihak sekolah sendiripun akan merasa malu bila para siswa di sekolahnya tidak dapat lulus dalam Ujian Akhir Nasional. Ketakutan pihak sekolah dan para pelajar tersebutlah yang akhirnya membuka cela untuk mencoreng nama baik UAN dengan melakukan berbagai kecurangan untuk dapat meluluskan para pelajar.


PEMBAHASAN


1. Teori Psikologi Pendidikan

Teori psikologi pendidikan tentu saja mengajarkan etika yang baik bagi pengajar ataupun pelajar dalam proses pembelajaran. Namun bila pada kasus seperti fenomena diatas tentunya itu sudah melenceng jauh. Nama pendidikan sudah tercoreng oleh ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Perilaku curang dalam ujian nasional akan menjadi pengajaran yang buruk bagi para penerus bangsa. Seharusnya para guru memberikan motivasi para pelajar agar mau bekerja keras untuk mendapat nilai ujian yang baik, bukan malah meluruskan tindakan pelajar yang menyalah.


2. Teori Pendidikan Keluarga

Keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi sikap dan perilaku seorang anak, apabila seorang anak dididik oleh keluarga yang baik tentunya anak tersebut akan bertingkahlaku baik pula. Namun jika sang anak tidak di berikan pengajaran yang baik dirumah maka dalam bermasyarakat tentunya sang anak juga akan bermasalah. Dalam kasus kecurangan unjian nasional sebenarnya peran keluarga atau orang tua memiliki andil yang cukup besar. Apabila sedari kecil orang tua sudah menanamkan nilai kejujuran pada sang anak tentunya anak tidak akan mau melakukan kecurang pada ujian nasional. Dan bila orang tua juga telah mengenalkan sikap berjiwa besar dalam menerima kekalahan sang anaknya tentunya tidak akan begitu cemas untuk menghadapi ujian akhir nasional.


3. Teori Bimbingan Sekolah

Sekolah sebagai rumah kedua para pelajar, sudah selayaknya menjadi tempat bernaung dan belajar bagi para pelajar. Penanaman nilai-nilai kejujuran dan etika yang telah dibawa dari rumah seharusnya dapat diterapkan disekolah. Namun jika akhirnya malah terjadi kejadian seperti kebocoran ujian akhir nasional didalam sekolah, dapat dipastikan sekolah tersebut tidak menjujung nilai kejujuran dan sportifitas. Pihak sekolah belum mampu untuk mendidik perilaku para pelajarnya karena perilaku pihak sekolah sendiri masih belum benar.


FENOMENA 3 “EKONOMI PENGHAMBAT PENDIDIKAN”

sumber: http://www.infogue.com/viewstory/2008/11/05/menelusuri_fenomena_pendidikan_di_tanah_air/?url=http://leaderfir.blogspot.com/2008/10/menelusuri-fenomena-pendidikan-di-tanah.html

Bukan menjadi rahasia umum jika uang adalah pengatur segala macam urusan di negara ini. Uang adalah hal terpenting bagi seseorang untuk dapat memenuhi hal yang diinginkannya. Begitu juga dengan pendidikan di negeri ini yang dapat diraih jika seseorang memiliki uang yang cukup. Di Indonesia masih banyak daerah terpencil yang belum terjangkau pendidikan. Masyarakat daerah terpencil yang sudah mengenyam bangku pendidikan mendapat porsi pendidikan yang berbeda dengan masyarakat kota dikarenakan kekurangan biaya, tenaga pengajar, sarana prasarana sekolah, dan masih banyak lagi hal yang menjadi faktor mengapa pendidikan begitu langka di beberapa tempat di tanah air bahkan pelaksanaan pendidikan di Indonesia kurang merata terkesan tidak diperdulikan.


PEMBAHASAN


1. Teori Psikologi Pendidikan

Berdasarkan teori psikologi pendidikan ada beberapa tindakan yang bisa ditawarkan sekalipun hanya untuk sekedar meminimalisir ketidakseimbangan antara pendidikan di desa dan dikota antara lain

a. Membentuk pandangan positif mengenai pentingnya pendidikan

b. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.

c. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.

d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.

e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.

f. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.

g. Menilai hasil pembelajaran yang adil

h. memperhatikan minat dn prestasi siswa khususnya siswa yang kurang mampu


2. Teori Pendidikan Keluarga

Keluarga didesa dengan keluarga di kota memang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Mulai dari cara pandang dan berfikir sampai cara mendidikan seorang anak. Kebanyakan keluarga didesa tidak begitu memprioritaskan pendidikan anaknya, terutama anak perempuan yang dianggap hanya akan tinggal dirumah. Dengan keterbatasan keluarga didesa pihak yang paling bertanggungjawab untuk fenomena ini adalah pemerintah. Pemerintah harus lebih memperhatikan semua masyarakat dari berbagai macam kalangan. Bila pemerintah mau tanggap untuk melakukan sosialisasi tentunya pola pikir masyarakat desa akan bisa lebih maju (desa= daerah terpencil)


3. Teori Bimbingan Sekolah

Sekolah didaerah terpencil tentunya sangat jauh berbeda dengan sekolah didaerah perkotaan. Sarana prasarana yang berbeda, tenaga pengajar yang kekurangan dan akses menuju sekolah yang kurang baik membuat pendidikan jadi begitu mahal. Semua hal tersebut tergantung pada kebijakan pemerintah, apabila pemerintah mau memperhatikan pendidikan didaerah terpencil seperti tenaga pengajar yang baik sarana dan prasarana yang bagus pendidikan di sekolah-sekolah daerah terpencil akan dapat maju dan setara dengan pendidikan didaerah kota besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar