Menurut
saya tokoh kreatif yang membuat saya kagum yaitu seseorang yang membuat film
animasi Upin-Ipin asal Malaysia. Hasil
karya tersebut dibuat oleh karya anak Indonesia sendiri yaitu yang bernama
Marsha Chikita, panggilannya Kiki. Marsha
chikita adalah putri dari Ikang Fawzi penyanyi rocker ternama tanah air. Isi
dari film animasi itu adalah kisah dua anak kampong kembar yang sederhana,
lugu, dan lucu.
Dari
pengalaman tokoh kreatif diatas dalam membuat karya animasi Upin-Ipin ini, saya
akan kaitkan dengan 4P strategi perkembangan kreativitas, yaitu :
1. Pribadi
Unsur pribadi dari tokoh kreatif Marsha Chikita ini adalah berasal dari dirinya sendiri. Dia mengatakan bahwa dia ingin bekerja sambil kuliah yang dimana dunia pekerjaannya juga sesuai dengan jurusannya di Multimedia University (MMU), Putrajaya, Malaysia yaitu tentang desain-desain animasi juga. Sehingga dapat mengembangkan bakat yang didapatnya di perkuliahan ke dunia kerjanya.
2. Pendorong (Press)
Yang menjadi pendorong Marsha Chikita ini untuk menbuat hasil kreativitasnya ini adalah berasal dari dirinya sendiri. dia ingin saat dia kuliah, dia juga bekerja. Sehingga dikatakan kuliah sambil bekerja. Jadi dari pengetahuan yang didapatkannya di perkuliahan yang mengarah sesuai dengan jurusan yang dipelajarinya tentang desain-desain animasi, dia juga bisa mengembangkan bakat mendesain animasi di ruang lingkup pekerjaan yang bisa dari bakatnya tersebut menghasilkan uang yaitu mencari peluang di setiap waktu yang ada tanpa menyianyiakannya.
3. Proses
Sebelum membuat kreativitas film animasi ini, pertama dia ditawari seniornya mendaftar di Las’ Copaque Production, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang animasi, kreatif, dan film. Saat melamar pekerjaan itu, kiki mengaku merasa deg-degan dan memberanikan diri mendatangi perusahaan tersebut tadi seorang diri. Akhirnya setelah diwawancarai, kiki pun diterima di perusahaan tersebut yaitu perusahaan yang berada di Malaysia. Kiki bergabung bersama sekitar 20 animator dan dia merupakan satu-satunya orang Indonesia. Sehingga dengan melihat kemampuan kiki yang baik dan meningkat di perusahaan tersebut, akhirnya perusahaan tersebut mengangkat kiki sebagai karyawan dengan gaji yang lebih besar. Kiki ditempatkan di bagian komposter yakni yang khusus menangani efek visual, termasuk pewarnaan pada animasi agar terlihat sempurna. Sehingga di perusahaan tersebut, kiki banyak mendapat banyak ilmu baru yaitu salah satu nya adalah tentang bagaimana membuat animasi yang baik, bekerja secara tim, dan membuat animasi yang mengajarkan tentang moral kepada anak-anak. Saat kiki cuti kuliah, kiki diminta oleh perusahaannya untuk membuat atau mempersiapkan Upin-Ipin dalam bentuk layar lebar dan kemudian akhirnya masuklah film Upin-Ipin yang memberi hal baru dalam film anak-anak Indonesia. Dalam salah satu tokoh di dalam film tersebut seperti Shanty, kiki membuat wajahnya seperti polesan dari wajah orang Indonesia dan memasukkan yang lainnya juga seperti kue bakpia, semprong, dan keripik ceker ayam dalam film tersebut.
4. Produk
Produk kreativitas dalam tokoh kreatif ini adalah pembuatan Upin-Ipin yang sukses di pasaran khususnya di wilayah Indonesia. Sehingga kiki sangat bersyukur sekali, merasa sangat senang, dan tidak menyangka hasil karyanya disukai masyarakat terlebih khususnya untuk anak-anak.
Unsur pribadi dari tokoh kreatif Marsha Chikita ini adalah berasal dari dirinya sendiri. Dia mengatakan bahwa dia ingin bekerja sambil kuliah yang dimana dunia pekerjaannya juga sesuai dengan jurusannya di Multimedia University (MMU), Putrajaya, Malaysia yaitu tentang desain-desain animasi juga. Sehingga dapat mengembangkan bakat yang didapatnya di perkuliahan ke dunia kerjanya.
2. Pendorong (Press)
Yang menjadi pendorong Marsha Chikita ini untuk menbuat hasil kreativitasnya ini adalah berasal dari dirinya sendiri. dia ingin saat dia kuliah, dia juga bekerja. Sehingga dikatakan kuliah sambil bekerja. Jadi dari pengetahuan yang didapatkannya di perkuliahan yang mengarah sesuai dengan jurusan yang dipelajarinya tentang desain-desain animasi, dia juga bisa mengembangkan bakat mendesain animasi di ruang lingkup pekerjaan yang bisa dari bakatnya tersebut menghasilkan uang yaitu mencari peluang di setiap waktu yang ada tanpa menyianyiakannya.
3. Proses
Sebelum membuat kreativitas film animasi ini, pertama dia ditawari seniornya mendaftar di Las’ Copaque Production, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang animasi, kreatif, dan film. Saat melamar pekerjaan itu, kiki mengaku merasa deg-degan dan memberanikan diri mendatangi perusahaan tersebut tadi seorang diri. Akhirnya setelah diwawancarai, kiki pun diterima di perusahaan tersebut yaitu perusahaan yang berada di Malaysia. Kiki bergabung bersama sekitar 20 animator dan dia merupakan satu-satunya orang Indonesia. Sehingga dengan melihat kemampuan kiki yang baik dan meningkat di perusahaan tersebut, akhirnya perusahaan tersebut mengangkat kiki sebagai karyawan dengan gaji yang lebih besar. Kiki ditempatkan di bagian komposter yakni yang khusus menangani efek visual, termasuk pewarnaan pada animasi agar terlihat sempurna. Sehingga di perusahaan tersebut, kiki banyak mendapat banyak ilmu baru yaitu salah satu nya adalah tentang bagaimana membuat animasi yang baik, bekerja secara tim, dan membuat animasi yang mengajarkan tentang moral kepada anak-anak. Saat kiki cuti kuliah, kiki diminta oleh perusahaannya untuk membuat atau mempersiapkan Upin-Ipin dalam bentuk layar lebar dan kemudian akhirnya masuklah film Upin-Ipin yang memberi hal baru dalam film anak-anak Indonesia. Dalam salah satu tokoh di dalam film tersebut seperti Shanty, kiki membuat wajahnya seperti polesan dari wajah orang Indonesia dan memasukkan yang lainnya juga seperti kue bakpia, semprong, dan keripik ceker ayam dalam film tersebut.
4. Produk
Produk kreativitas dalam tokoh kreatif ini adalah pembuatan Upin-Ipin yang sukses di pasaran khususnya di wilayah Indonesia. Sehingga kiki sangat bersyukur sekali, merasa sangat senang, dan tidak menyangka hasil karyanya disukai masyarakat terlebih khususnya untuk anak-anak.